BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI
Kesegaran
Jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkutan dengan kemampuan dan
kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien (
Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani, 2010: 1 ). Kesegaran Jasmani erat
kaitannya dengan kebutuhan hidup manusia untuk bergerak dan melakukan
pekerjaan atau kegiatan sehari-hari. Kesegaran jasmani seseorang dapat
diketahui dengan melakukan pengukuran dengan instrumen tes/alat, salah
satu instrumen yang biasa digunakan untuk mengukur kesegaran jasmani di
Indonesia adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ). TKJI dibagi
dalam 4 kelompok umur, yaitu kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15
tahun, dan 16-19 tahun. Artikel ini akan memaparkan TKJI untuk usia
16-19 tahun yang terdiri dari 5 item tes yaitu tes lari 60 meter,
gantung siku 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak serta lari
1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Tes ini merupakan
suatu rangkaian tes jadi dalam pelaksanaannya tidak boleh terputus namun
berkelanjutan dalam suatu rangkaian tes. Menurut Pedoman Kemendiknas (
2010 : 6 – 22 ) proses pelaksanaan TKJI adalah sebagai berikut :
Tes
ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari. Alat dan fasilitas terdiri dari : Lintasan
lari, Bendera, Peluit, Alat tulis, Stopwatch. Pelaksanaan tes lari 60 meter
adalah sebagai berikut :
1)
Sikap permulaan
Peserta
berdiri dibelakang garis start.
2)
Gerakan
(a) Pada
aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. (
lihat gambar 1 )
(b)
Pada aba-aba “ Ya “ peserta lari secepat mungkin
menuju garis finish dengan menempuh jarak 60 meter.
3)
Lari masih bisa diulang bila
(a) Pelari
mencuri start
(b) Pelari
tidak melewati garis finis
(c) Pelari
terganggu dengan pelari yang lain
4)
Pengukur waktu
Pengukuran
waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis
finis
5)
Pencatat hasil
(a) Hasil
yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jara 60
meter, dalam satuan waktu detik.
(b) Waktu
dicatat satu angka dibelakang koma
Tujuan
dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot
bahu. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah stopwatch, serbuk kapur atau
magnesium karbonat, alat tulis
1)
Pelaksanaan angkat tubuh
Peserta
berdiri dibawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal
selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala. ( lihat
gambar 3 )
2)
Gerakan
Angkat badan hingga
dagu melewati palang kemudian turunkan kembali seperti pada sikap permulaan
namun siku sedikit ditekukan. Lakukan selama 60 detik.
3)
Pencatat hasil
(a) Gerakan
yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna
(b) Gerakan
yang dicatat adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna
tanpa istirahat selama 60 detik
(c) Peserta
yang tidak mampu melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun telah berusaha diberi
nilai 0 ( nol )
1)
Pelaksanaan gantung siku
Palang
tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.
(a) Sikap
permulaan
Peserta
berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpengangan pada palang tunggal
selebar bahu, pegangan telapak tangan menghadap ke belakang.
(b) Gerakan
Dengan
bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai siku
bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut
dipertahakan selama mungkin. Lamanya waktu saat bergantung tersebut dicatat
sebagai hasil.
Tes
ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat dan
fasilitas yang digunakan adalah lantai, rumput yang rata dan bersih, stopwatch,
alat tulis, matras
1)
Sikap permulaan
Peserta
berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900
, kedua tangan diletakan masing-masing di samping telinga. (
lihat gambar 3.7 )
Petugas
/ peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki agar kaki tidak
terangkat.
2)
Gerakan
Pada
aba-aba “ Ya “ peserta mengambil sikap duduk ( lihat gambar 3.8 ) sehingga
kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan ( lihat
gambar 3.9 ).
Gerakan
ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 60 detik.
Catatan
Gerakan
tidak dihitung jika kedua tangan tidak berada disamping telinga, kedua siku
tidak sampai menyentuh paha dan mempergunakan sikunya untuk membantu menolak
tubuh.
3)
Pencatatan hasil
(a) Hasil
yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat
dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.
(b) Peserta
yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini diberi nilai 0 ( nol ).
Tes
ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif tungkai. Alat dan
fasilitas yang digunakan adalah papan berskala sentimeter, warna gelap,
berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata. Jarak antara lantai
dengan angka 0 ( nol ) pada skala yaitu 150 cm ( lihat gambar 3.10 ), serbuk
kapur, penghapus papan tulis, Alat tulis
1)
Sikap permulaan
Ujung
jari dari peserta diolesi dengan serbuk kapur. Peserta berdiri tegak dekat
dinding, jari kaki rapat, papan skalla berada disamping kiri atau kanannya.
Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan
ditempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. (
lihat gambar 3.11 )
2)
Gerakan
Peserta
mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutu dan kedua lengan diayun ke
belakang ( lihat gambar 3.12 ). Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin
sambil menepukan papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas. ( lihat
gambar 3. 13 )
Lakukan
tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain.
3)
Pencatatan hasil
(a) Catat
raihan tegak
(b) Ketiga
raihan loncatan dicatat
(c) Raihan
loncatan dikurangi raihan tegak
(d) Ambil
nilai selisih raihan yang tertinggi
Tes
ini bertujuan untuk mengukur daya tahan paru-jantung ( kardiovaskular ). Alat dan
fasilitas yang digunakan adalah lintasan lari 1200 meter untuk putra dan 1000
meter untuk putri, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, alat tulis.
1)
Sikap permulaan
Peserta
berdiri dibelakang garis start
2)
Gerakan
Pada
aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdri, siap untuk lari.
Pada
aba-aba “ Ya “ peserta berlari menuju garis finis, menempuh jarak 1200 meter
untuk putra dan 1000 meter untuk putri ( lihat gambar 3.14 ).
Catatan
Lari
diulang bila ada pelari yang mencuri start dan ada pelari yang tidak melewati
garis finish.
3)
Pencatatan hasil
(a) Pengambilan
waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis
finis. ( Lihat gambar 3.15 )
(b)
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh
pelari untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri.
Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar