RANGKUMAN
Pada prinsipnya kondisi fisik merupakan suatu
hal yang penting untuk olahraga prestasi karena kondisi fisik sangat menentukan
kualitas dan kemampuan anak latih untuk mencapai tuntutan prestasi yang optimal
suatu olahraga. Pentingnya kondisi fisik sebagai fondasi terwujudnya prestasi
yang maksimal, maka dalam pencapainnya dibutuhkan kerjasama antara pelatih yang
berpengalaman dan berpengetahuan dengan ilmuwan olahraga yang benar-benar
menekuni di bidang olahraga. Sebab dalam proses berlatih melatih kondisi fisik
diperlukan berbagai pengetahuan pendukung agar latihan kondisi fisik dapat
berhasil sesuai yang diharapkan.
Pengertian kondisi fisik dalam olahraga yaitu
suatu kualitas fisik, kualitas psikis, dan kemampuan fungsional peralatan tubuh
individu dalam memenuhi tuntutan prestasi yang optimal pada spesifikasi cabang
olahraga tertentu. Latihan kondisi fisik didisain khusus melalui pentahapan
yang sistematis dan metodis untuk pengembangan kondisi fisik lebih optimal.
Kondisi fisik menjadi hal yang penting bagi anak latih sebab kondisi fisik
sebagai fondasi untuk belajar teknik, taktik, strategi, dan
mental. Drilling teknik dan taktik yang intensif dengan gerakan yang
komplek adalah satu cara meningkatkan komponen fisik yang komplek pula. Manfaat
latihan fisik yang baik akan meraih prestasi yang lebih baik, tidak mudah
cidera dan cepat pulih bila cidera, mencegah kelelahan mental dan memperbaiki
konsentrasi, mudah pulih setelah latihan berat dan kompetisi berat, tidak lelah
sekalipun dalam pertandingan lama, jarang nyeri otot dan meningkatkan rasa
percaya diri.
Pengertian latihan ini dapat mengandung
beberapa makna dalam bahasa inggris yaitu practise, exrcise, dan training.
Dalam istlah bahasa Indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu
latihan dan setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama kegiatannya
yaitu aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari kata:
Practise : aktivitas untuk meningkatkan
keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya.
Exercises : perangkat utama dalam proses latihan
harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga
mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya.
Training : suatu proses penyempurnaan kemampuan
berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan
pelaksanaan sesuai dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang
terencana dan teratur sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai tepat
pada waktunya.
Latihan
proses berlatih
yang dilakukan secara teratur, terencana berulang-ulang dan semakin lama
semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederahana ke yang lebih
kompleks (sistematis dan metodis).
Salah
satu ciri dari latihan, baik yang berasal dari kata dalam bahasa Inggris maupun
dari bahasa Indonesia, adalah adanya beban latihan. Oleh karena diperlukannya
beban latihan selama proses berlatih melatih agar hasil latihan dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan sosial
olahragawan, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang singkat
dan dapat bertahan relatif lebih lama. Sasaran utama dari latihan fisik adalah
utuk meningkatkan kualitas kebugaran energi (energy fitness) dan
kebugaran otot ( muscular fitness). Kebugaran energi meliputi
peningkatan kemampuam aerobik dan anaerobik baik yang alaktik maupun laktik.
Untuk kebugaran otot meliputi peningkatan kemampuan biomotor yang antara lain
mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, power, kelentukan, keseimbangan,
koordinasi, dan kelincahan. Beban latihan merupakan rangsang motorik (gerak)
yang dapat diatur dan dikontrol oleh pelatih maupun olahragawan untuk
memperbaiki kualitas fungsional berbagai peralatan tubuh.
Tugas
utama dalam latihan adalah menggali, menyusun dan mengembangkan konsep berlatih
dengan memadukan antara pengalaman praktis dan pendekatan keilmuan, sehingga
proses berlatih melatih dapat berlangsung tepat, cepat, efektif, dan efisien.
Sehingga proses latihan tersebut selalu bercirikan antara lain:
a.Proses
latihan harus teratur dan bersifat progresif.
b.Materi
latihan harus berisikan materi teoti dan praktek.
c.Pada
setiap kali tatap muka harus memiliki tujuan dan sasaran.
d.Menggunakan
metode tertentu.
e.Mencapai
tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu
tertentu (pentahapan), serta memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.
Adapun
sasaran dan tujuan latihan secara garis besar, antara lain untuk:
(a)
meninngkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh,
(b)
mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus,
(c)
menambah dan menyempurnakan teknik, dan
(e)
meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.
Prinsip
latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar
tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip
latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis
olahragawan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan, akan mendukung upaya
dalam meningkatan kualitas latihan. Selain itu, akan dapat menghindarkan
olahragawan dari rasa sakit dan timbulnya cidera selam dalm proses latihan.
Dalam mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip latihan ini harus hati-hati,
serta memerlukan ketelitian, ketepatan dalam penyusunan dan pelaksanaan
program. Pada dasarnya latihan olahraga adalah merusak, tetapi proses perusakan
yang dilakukan agar berubah menjadi lebih baik, tetapi dengan syarat
pelaksanaan latihan harus mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan.
Beberapa prinsip-prinsip latihan yang seluruhnya dapat dilaksanakan sebagai
pedoman agar tujuan latihan tercapai dalam satu kalitatap muka, antara lain:
prinsip kesiapan, individual, adaptasi, beban lebih, progresif, spesifik, variasi,
pemanasan dan pendinginan, latihan jangka panjang, prinsip berkebalikan, tidak
berlebihan, dan sistematik.
Pada
tujuan latihan, prinsip kesiapan harus sesuai dengan materi, dosis latihan dan
usia olahragawan. Pada prinsip individual, setiap olahragawan akan berbeda
dalam merespon beban latihan sehingga beban latihan setiap orang tidak dapat
disamakan. Faktor yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam merespon
beban latihan antara lain faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat
dan tidur, kebugaran, lingkungan, sakit cidera, dan motivasi. Pada prinsip
adaptasi, organ tubuh manusia cinderung selalu mampu beradaptasi terhadap
perubahan lingkungannya. Sehingga kemampuan manusia dapat dipengaruhi dan
ditingkatkan melalui latihan. Latihan menyebabkan terjadinya proses adaptasi
pada organ tubuh. Tingkat kecepatan tubuh olahragawan mengadaptasi setiap beban
latihan tergantung dari usia, usia latihan, kualitas kebugaran otot, kebugaran
energi, dan kualitas latihannya.
Ciri-ciri
terjadinya proses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, yaitu:
(1)
kemampuan fisiologis ditandai dengan membaiknya sistem pernafasan, fungsi
jantung, paru, sirkulasi darah, dan volume darah,
(2)
meningkatnya kemampuan fisik yaitu ketahan otot, kekuatan dan power,
(3)
tulang ligamenta, tendo, dan hubungan jaringan otot menjadi lebih kuat. Pada
prinsip beban lebih (overload) dilakukan secara progresif dan
diubah sesuai dengan tingkat perubahan yang terjadi pada olahragawan. Pada
prinsip beban lebih, latihan harus mencapai atau melampui sedikit di atas
ambang rangsang, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat dan
meningkat secara progresif. Dengan memperhatikan tiga faktor yaitu frekuensi,
intensitas, dan durasi. Pada prinsip progresif, hampir sama dengan prinsip beban
lebih, dilaksanakan secara bertahap maju dan berkalanjutan. Dalam menerapkannya
dilakukan bertahap, cermat, konyinyu, tepat. Pada prinsip selanjutnya setiap
bentuk latihan harus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya, program
latihan harus disusun dengan variatif untuk menghindari kejenuhan, kengganan
dan keresahan yang merupakan kelelahan secara psikologis.
Komponen
latihan merupakan hak penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan dosis
dan beban latihan, sebab sebagai patokan dan tolak ukur yang sangat menentukan
untuk tercapainya suatu tujuan dan sasaran latihan yang telah disusun dan
dilaksanakan. Superkompensasi adalah perubahan kualitas fungsional peralatan
tubuh kearah yang lebih baik, sebagai akibat dari pengaruh perlakuan beban luar
yang tepat.
Komponen
latihan yang menentukan proses terjadinya superkompensasi, antara lain :
(a)
intensitas,
(b)
volume,
(c)
recovery,
(d)
interval,
(e)
repetisi,
(f)
set,
(g)
seri atau sirkuit,
(h)
durasi,
(i)
densitas,
(j)
irama,
(k)
frekuensi, dan
(l)
sesi atau unit.
Pada
dasarnya ada 2 macam system metabolisme energi yang diperlukan dalam aktivitas
gerak manusia:
System
energi anaerob: System anaerob selama proses pemenuhan energinya tidak memerlukan
bantuan oksigen (O2), namun menggunakan energi yang telah tersimpan di dalam
otot, yaiti ATP dan PC.
Pada
sistem energi anaerob dibagi menjadi 2 yaitu :
a)Anaerobic
alaktik : system ATP – PC menyediakan energi siap pakai yang
diperlukan untuk permulaan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi.
b)Anaerobic
laktik : sistem glikolisis (Asam laktat). Untuk aktivitas terus
berlangsung, sedangkan persediaan energi dari system anaerobic alaktik sudah
habis tidak mencukupi lagi, maka energi akan disediakan dengan cara mengurangi
glikogen otot dan glukosa darah melalui jalur glikolisis anaerob (tanpa bantuan
oksigen).
Ciri-ciri
system energi anaerobic alaktik ;
(a)
Intensitas kerja maksimal,
(b)
Lama kerja kira-kira sampai 10 detik,
(c)
Irama kerja eksplosif,
(d)
Aktifitas menghasilkan ADP + energi.
Ciri-ciri
energi anaerobic laktik:
(a)
Intensitas kerja maksimal,
(b)
Lama kerja antara10-20 detik,
(c)
Irama kerja eksplosif,
(d)
Aktifitas menghasilkan asam laktat + energi.
System
energi aerobic :
Menyangkut serentetan reaksi kimia yang memerlukan adanya oksigen (O2). System
ini digunakan untuk aktivitas dengan intesitas rendah yang dilakukan dalam
waktu lebih dari 2 menit, maka laktat yang sudah tidak biasa diresintesis lagi
menjadi sumber energi. Untuk itu diperlukan O2 untuk membarui proses resintesis
asam laktat menjadi sumber energi kembali.
Ciri-ciri
system aerobic :
(a)
Intensitas kerja sedang,
(b)
Lama kerja lebih dari 3 menit,
(c)
Irama garek (kerja) lancar dan terus menerus (kontinu),
(d)
Selama aktivitas menghasilkan karbondioksida + air (CO2 + H2O).
Penyusunan program latihan adalah proses
merencanakan dan menyusun materi, beban, sasaran, dan metode latihan pada
setiap proses tahapan yang akan dilakukan oleh setiap olahragawan. Dalam
penyusunan program latihan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
faktor, meliputi : mengetahui biodata atlet, langkah-langkah penyusunan
program, dan karakteristik cabang olahraga. Obyek latihan adalah manusia yang
merupakan satu totalitas sistem psiko-fisik yang kompleks, dan kondisinya bersifat
labil dan sementara. Artinya, kondisi manusia selalau berubah sehingga dalam
proses ke arah yang lebih baik, diantaranya untuk meningkatkan kualitas fisik,
fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis.
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan program latihan ada tiga
yaitu
(a)
biodata olahragawan meliputi:
(1)
klasifikasi atlet (pemula, menengah, tinmggi atau terlatih atau tidak),
(2) usia latihan (lama latihan),
(3)
usia kronologis (tanggal lahir),
(4)
tinggi dan berat badan,
(5)
denyut jantung istirahat,
(6)
frekuemsi latihan yang akan dilaksanakan,
(7) waktu pelaksanaan pertandingan,
(8)
kondisi kesehatan (pernah sakit atau belum, jenis penyaskit dan lama sakit).
(b)
langkah-langklah penyusunan program latihan meliputi :
(1) Waktu Pelaksanaan Pertandingan
(mengetahui waktu dan jumlah pertandingan, menghitung jumlah bulan, minggu,
hari, danm jam yang tersedia untuk latihan),
(2) Diagnosis Kemampuan Awal
(keterampilan teknik, komponen biomotor yang diperluikan cabang olahraganya,
antrophometri, dan kondisi psikologis atlet),
(3) Penyusunan Program Latihan
(meningkatkan kualitas keterampilan, kebugaran otot, dan kebugaran energi
atlet. Program latihan yang baik seharusnya berisikan materi teori, materi
prakte, metode, sasaran latihan yang dirinci pada setiap tahap periodisasi),
(4) Penentuan Sasaran Latihan
(meningkatkan kualitas keterampilan, kebugaran fisik, dan kebugaran energi
atlet. Dalam mengatur pembebanan ada 4 komponen yang ikut menentukan
keberhasilan proses pembebanan, yaitu : intensitas, volum, recovery, dan
interval),
(5) Tujuan Mengacu Pada Periodisasi
Latihan (meningkatkan kebugaran energi dan kebugaran otot),
(6) Pelaksanaan dan Pemantauan Program
(agar proses latihan sesuai dengan sasaran pada waktu periode tertentu, dan
juga untuk mengetahui apakah metode yang dilakukan sudah cocok dengan tujuan),
(7) Umpan Balik (bila terjadi kesalahan
pada materi latihan, maka umpan balik dapat diberikan secara langsung,
dimaksudkan agar atlet segera mengetahui letak kesalahan dan membenahi untuk
dapat melakukan ke arah yang benar),
(8) Penyusunan Kembali Program Latihan
(apabila dalam proses pemantauan benar-benar terjadi penyimpangan yang
diperkirakan dapat mengakibatkan tujuan latihan tidak tercapai, maka dengan
segera diadakan peninjauan kembali terhadap program dan proses latihan yang
telah berjalan).
(c)peninjauan karakteristik cabang
olahraga meliputi :
(1) Predominan Sistem Energi (dengan
mengetahui predomonan sistem energi yang digunakan pada satu cabang olahraga,
dapat sebagai dasar pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode untuk
peningkatannya),
(2) Predominan Komponen Biomotor
(terjadinya gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem lain yang ada dalam
dirinya diantarannya adalah energi, otot, tulang, dan sistem kardiorespirasi),
(3) Jenis Otot (otot yang dimiliki
manusia dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
(a) otot merah karena mengandung
hemoglobin, sehingga jenis otot merah sesuai cabang olahraga yang memerlukan
daya tahan aerobik,
(b)
otot putih lebih tepat untuk jenis olahraga yang memerlukan kecepatan),
(4) Otot dan Ekstrimitas yang Bekerja,
(5) Lama Pertandingan (lama waktu
berlangsungnya pertandingan dan densitas untuk setiap cabang olahraga
kaitannyan dengan waktu recovery dan interval yang digunakan selama
bertanding),
(6) Jenis Olahraga (jenis pertandingan
olahraga dibedakan menjadi body contact dan non body contact serta individu dan
beregu),
(7) Macam dan Irama Gerak (gerak
dibedakan menjadi gerak siklus dan non siklus. Gerak siklus adalah gerak yang
dilakukan secara terus menerus, sedangkan gerak non siklus adalah gerak yang
dilakukan secara terputus-putus),
(8) Jenis Lapangan,
(9) Teknik dan Taktik (teknik adalah
suatu gerak yang dilakukan secara tepat berdasarkan kemampuan lokomotor,
kondisi mekanik dan peraturan permainan. Taktik adalah kemampuan atlet
mengatasi segala situasi dan pernasalahan yang terjadi di lapangan untuk
mendapat keuntungan)
Biomotor
adalah kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi system organ
dalam. Sistem organ dalam yang dimaksud yaitu sistem neuromuskular, pernafasn,
peredaran darah, sistem energi, tulang dan persendian.
Komponen
biomotor dipengaruhi oleh kondisi 2 hal :
a)Kebugaran
energi (energy fitness)
b)Kebugaran
otot (muscular fitness)
Kebugaran
energi terdiri atas kapasitas aerobic dan kapasitas anaerobic. Kebugaran otot
adalah keseluruha dari komponen-komponen biomotor yang meliputi kekuatan,
ketahanan, kecepatan, power, fleksibelitas, keseinbangan dan kelincahan.
Kebugaran jasmani adalah suatu peralatan tubuh yang mampu memelihara
tersedianya energi sebelum, selama, dan sesudah kerja.
sip
BalasHapus